NEO-OTTOMANISME DAN ISU HAGIA SOPHIA DIGITAL RELIGION DAN PENGARUH POPULARITAS ERDOGAN TERHADAP KAUM MILENIAL ISLAMIS DI INDONESIA

Artikel ini bertujuan untuk membahas bagaimana Turki pasca runtuhnya kekaisaran ottoman yang memfokuskan pada pengangkatan Erdogan sebagai presiden, sepak terjang gaya politik dalam mempromosikan dengan Islamismenya mengarah ideologi Neo-ottomanisme merupakan sebuah kultur budaya pemerintahan kesultanan Islam ditandai “penaklukan” Hagia Sophia Byzantium kini telah hangat diperbincangkan di dunia maya serta menjamur semangat kembalinya tatanan keIslaman kepada masyarakat muslim pro-khilafah Indonesia munculnya berbagai komunitas kajian-kajian tentang khilafah dan beberapa pemuka agama, kelompok pecinta perwujudan pemimpin dirindukan antusiasme muslim. Aktor dihasilkan dari perkembangan era digital menjadi tidak terfokus antara pro-kesultanan jaringan Ikhwanul Muslimin semakin hari berkembang pergerakan baru. Untuk menganalisis fenomena tersebut, artikel menyandarkan konsep religion Heidi A. Campbell terhadap terbentuknya atau banyak diminati dikalangan motif bervariasi. Hasil temuan menunjukan bahwa neo-ottomanisme popularitas terbentuk oleh kedalam media sosial terbagi golongan, ada sekedar penggemar Erdogan, pula memiliki terwujudnya Neo-Ottomanisme bahkan tergolong paham radikalisme. Atas dasar kesamaan visi mewujudkan baik kalangan partai maka pesan sangat gemari Indonesia.